#EgyptMassacre … Hari ini TL
saya kebanjiran hastag #safeEgypt diiringi dengan photo photo
dan youtube tentang pembantaian manusia di Mesir oleh
militer yang pro kudeta yang telah menghancurkan, membunuh
para pendukung Mursi, dan airmata mengalir tak tertahankan, nyaris
bak kebanjiran, air yang jatuh dari langit pun seakan tak mau berhenti seperti
lingangan airmata anak anak dan perempuan di jalur Massacre,
bedanya dengan tangisan saya disini adalah saya tidak bisa
berbuat banyak untuk membantu kaum perempuan dan anak anak untuk terbebas
dari desing peluru, dihujani roket, diberondong mesiu dan
bahkan mereka disana tak mampu menangis karena mengering sudah
airmata
Dan disini, malam ini,
di negeri dengan penduduk Islam
terbanyak, justru banyak orang yang sedang terkantuk kantuk
karena kekenyangan, mereka mati hati, hilang keperdulian, sementara di
sana, di Mesir anak anak kecil, bayi merah, Ibu yang tak pernah lelah
juga sedang terkantuk, tapi mereka terkantuk karena menjaga tiap
jengkal negerinya yg mulia dari kehancuran, mereka terus terjaga
dengan perut kosong, rela airmata keluar untuk mempertahankan keyakinan demi
ALLAH, dan memberi pemahaman pada diri bahwa hidup bukan hanya sekedar
untuk makan, tapi memperjuangkan keyakinan, mati sebagai suhada,
bukan sekedar mati, kita dinegeri ini harusnya malu
padamu Mesir
Disini malam ini, di negeri yang
katanya beriman, para pemuda kami bahkan masih
bisa berdendang lirih mendengarkan lagu melow, bangga dengan kegalauan
yang diciptakan Adele, Cakra Khan, Noah, ahhh!! masih pula sempat tersenyum dan
tertawa terbahak bahak dengan perut kenyang, menonton TV, menikmati
dunia, sedang Perempuan dan anak anak di Mesir sana berkumandang
takbir “Allah Akbar… Allah Akbar” yang tak sedikit bertakbir lantang
dengan lumuran darah, belum
tertutup mulut bertakbir bahkan nyawa sudah melayang, belum turun
kepala tangan mengagungkan ALLAH,
kepala sudah terpenggal, sungguh menyaksikan kepulangan demi
kepulangan suami, istri tercinta, anak anak yang bersimbah darah, airmata bukan
hal yang mudah, sedang, pemudah
muslim disini, masih asyik pacaran untuk kenikmatan
dunia sedang kalian memenuhi janji, bahwa hidup dan mati hanya untuk
ALLAH
Di sini malam ini, di rumah kami, di Indonesia
ini, AlQuran kami simpan rapi di lemari, seakan barang keramat yang tak
boleh disentuh, pajangan penghias lemari buku agar terkesan alim dan solehah,
sedang disana kalian baca AlQuran dan menghapalnya ditengah dentuman roket
perang, diantara hidup dan mati, yang setiap helaan napas menjadi begitu
berarti, kami khianat atas surat cinta ALLAH, kami mencari hidup dengan
menjadikan internet sebagai jawaban dari hidup dan mati padahal AlQuran
memiliki segala
.Kami iri padamu Mesir, yang mampu
membuat para setan dan iblis kehabisan akal, di negeri kami
pejabatnya turun kejalan, ke kota jika diliput, pencitraan, blusukan
menghabiskan uang rakyat yang sudah miskin ini, disana pejabat kalian tidur
bersama kalian, kelaparan bersama..berjuang bersama !!
Disini, di negeri dengan penduduk muslim
terbanyak, jangankan Qiyamulail, shubuh dimasjid bagi kami berat, shalat
terasa beban hingga dilakukan diakhir waktu kerja, seakan rejeki adalah hasil
jerih payah kami sedang disana kalian tak lepas dari ALLAH siang maupun malam
tapi
kami disini hidup tapi mati, malam malam kami terlelap
mimpi dibalik hangatnya selimut, airmata kami tiada
kecuali jika kepentingan dunia kami hilang, iya kami mati
hati nurani kami karena cinta dunia, linangan airmata kami sia
sia, mati kami hanya menghilangkan jasad
dan jiwa, hilang tanpa gelar syuhada
Melihat roket roket menebas langit dan desingan
peluru dari tentara pembantai membombardir para pemudamu, kami
sadar betapa lalai diri ini, alpa, penuh keluh, tanpa syukur, entahlah,
apakah diri ini mampu menyamai atau membersamai kalian dalam keimanan yang
sedalam itu, kami benar2 iri padamu, tangis kami disini, hanya
sebatas tangis iman saudara semuslim, tak akan mungkin menyamai tangisan
kebanggaan kau disana, wahai ahlul
Kami yakin penjagaan ALLAH terhadap kalian telah jauh
mendahului doa doa kami, tapi kami tak bosan mendoakanmu wahai mujahid
.
No comments:
Post a Comment